Senin, 04 Juni 2018

Nasehat untuk pemimpin


NASEHAT DAN ILMU UNTUK KITA (CALON PEMIMPIN & PEMILIH)

By: Prof Dr KH Didin Hafidhuddin

Bismillah...
Kesuksesan pilkada sejatinya bukan hanya diukur dari pelaksanaan dan penetapan hasilnya yang aman dan tidak menimbulkan gejolak, tetapi diukur dari apakah pemilihan tersebut menghasilkan terpilihnya pemimpin yang amanah dan mampu membawa masyarakat yang dipimpinnya kepada kesejahteraan lahir dan batin atau tidak. (?)

Dalam sudut pandang Islam sebagai agama yang mengatur seluruh segi kehidupan manusia, memilih pemimpin bukanlah semata-mata urusan duniawi yang tidak ada sangkut-pautnya dengan agama. Memilih pemimpin pada hakikatnya adalah bagian dari urusan dunia sekaligus akhirat. 

Memilih pemimpin bagian dari urusan agama yang sangat penting dan memiliki konsekuensi luas. Islam tidak mengenal dikotomi atau sekularisasi yang memisahkan antara  dunia dan akhirat, termasuk dalam memilih pemimpin. Seorang muslim akan menyesal di akhirat nanti apabila salah memilih pemimpin, memilih pemimpin yang mendatangkan mudharat terhadap agama dan kehidupan kaum muslimin. 

Betapa pentingnya memilih pemimpin ini sampai jumlah ayat tentang kepemimpinan dalam Alquran lebih dari 14 ayat yang tersebar dalam berbagai surat. Yang intinya ada tiga pokok:

PERTAMA:
Wajib memilih pemimpin yang muslim, memiliki akhlaqul karimah, berpengetahuan serta amanah.

KEDUA:
Dilarang kaum muslimin memilih pemimpin yang non Muslim atau kafir, seperti Yahudi dan Nasrani atau agama lainnya. Apalagi jika memiliki perilaku yang buruk dan penuh dengan kedzaliman.

KETIGA:
Kita (umat muslim) terancam katagori munafik,jika ada calon yg Muslim tapi dgn sengaja (apapun alasannya) memilih calon yg non Muslim.

Salah satu tokoh Islam dan pemimpin bangsa yaitu Mohammad Natsir (Allahu Yarham) pernah mengingatkan; "Apabila para pemimpin rakyat pada suatu saat tidak lagi bekerja betul-betul untuk kepentingan rakyatnya, apabila kedudukan atau kursi sudah menjadi tujuan bukan lagi menjadi alat, maka yang akan mengancam negara kita ialah demokrasi tenggelam dalam “koalisi” dan kemudian koalisi dimakan oleh “anarchie” dan anarchie diatasi oleh golongan-golongan yang bersenjata atau golongan yang menguasai golongan-golongan bersenjata itu. Kalau sudah sampai demikian itu, mau tak mau, kita toh terjerumus kepada diktator. Itulah malapetaka yang harus kita hindarkan.

Firman Allah SWT tentang wajib taat kepada pemimpin menyatakan, “Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah, taatlah kepada Rasul, dan kepada ulil amri di antara kalian. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih baik akibatnya (QS An Nisa’ [4]: 59).

Kewajiban rakyat taat kepada pemimpin atau disebut dengan istilah ulil amri sesuai perintah syar’i, memiliki konsekuensi yang berat, baik terhadap seseorang yang diangkat menjadi pemimpin dan terhadap rakyat yang memilih pemimpinnya. Dalam kaitan ini sifat amanah menjadi kriteria utama bagi pemimpin dalam menjalankan tugas kepemimpinan.

Dalam Alquran surah Al Maidah ayat 55, Allah SWT mengungkapkan sedikitnya empat syarat seseorang layak dipilih sebagai pemimpin.

PERTAMA; Beriman kepada Allah (Mukmin) dan beragama Islam (Muslim) yang baik. Seorang Muslim, sebagaimana disebutkan dalam surat Yusuf ayat 55 memiliki sifat “hafizhun” dan “alimun”. Hafizhun adalah seorang yang pandai menjaga. Yakni, seorang  yang punya integritas, kepribadian yang kuat, amanah, jujur dan berakhlak mulia sehingga patut menjadi teladan bagi orang lain atau rakyat yang dipimpinnya. 

Di samping itu seorang pemimpin yang mempunyai sifat Alimun yaitu memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk selalu berusaha sekuat tenaga untuk menyejahterakan rakyatnya, walaupun sumber daya alamnya terbatas. Sebaliknya, pemimpin yang khianat apalagi tidak punya kemampuan dalam memimpin, hanya akan sibuk memperkaya diri sendiri dan keluarga serta kolega-koleganya, dan membiarkan rakyatnya tak berdaya.

Rasulullah SAW mengingatkan, “Sifat amanah akan menarik keberkahan, sedangkan sifat khianat akan mendorong kefakiran.” Sifat amanah tidak ditentukan oleh kecerdasan atau kepintaran semata. Tetapi sifat amanah merupakan cerminan ketakwaan kepada Allah SWT.

KEDUA; Untuk menjadi seorang pemimpin menurut Alquran ialah rajin menegakkan shalat. Sebab, shalat adalah barometer karakter dan akhlak manusia. Pemimpin yang baik dan layak dipilih adalah pemimpin yang menegakkan shalat. Shalat melahirkan sifat bertanggung jawab. Kesadaran keimanan/tauhid/transendental dibangun melalui shalat.

KETIGA; Untuk menjadi seorang pemimpin harus gemar menunaikan zakat dan sedekah. Zakat itu bukan membersihkan harta yang kotor, melainkan membersihkan harta dari hak orang lain. Dengan demikian seorang pemimpin yang rajin berzakat dan berinfak, tidak akan korupsi. Dia yakin bahwa Allah sudah menjamin rezekinya, dan sesungguhnya rezeki yang halal lebih banyak daripada rezeki yang haram.

KEEMPAT; Pemimpin adalah seseorang yang suka berjamaah. Pengertian berjamaah dalam arti luas ialah suka bergaul dengan masyarakat, berusaha mengetahui keadaan rakyat dengan sebaik-baiknya dan mengupayakan solusi atas persoalan-persoalan yang dihadapi rakyat. Sifat suka berjamaah atau memperhatikan masyarakat minimal ditunjukkan dalam shalat fardhu berjamaah. Rasulullah setiap selesai shalat fardhu berjamaah lalu duduk menghadap kepada jamaah. 

Hal itu mengisyaratkan bahwa imam (dalam hal ini pemimpin) wajib mengetahui jamaahnya dan memperhatikannya dengan penuh rasa tanggung jawab. Semangat berjamaah atau memperhatikan masyarakat inilah yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Empat syarat di atas seyogyanya menjadi kriteria kita (umat Islam) dalam memilih pemimpin baik di level nasional maupun lokal.
Wallahu a’lam....
*****
@sujonoaldianto

Mau jurnal

Mmmm
Bunda yang ingin mendapatkan free *Jurnal Aktivitas Anak & Ibu*, silahkan comment atau kirim WA 087774855884 (Irma Marini), yuk...

Terima kasih ������

Ibstragram pulsa

Minggu, 03 Juni 2018

Ma,na Lailatul Qodar

LAILATUL QADAR*

�� *Pengertian lailatul qadar*

Istilah “lailatul qadar” terdiri dari dua kata: “lailah” (Arab: ليلة) yang artinya ‘malam’; “qadr” (Arab: قدر) yang artinya ‘kemuliaan’. Gabungan dua kata ini berarti “malam kemuliaan”. Karena itu, kita tidak menyebut “malam lailatul qadar” karena berarti ada kata “malam” yang berulang; “malam lailatul qadar” = “malam-malam qadar.” Dengan demikian, istilah yang lebih tepat adalah “lailatul qadar” atau “malam qadar”.

�� *Keutamaan lailatul qadar*

“Lailatul qadar” lebih baik daripada seribu bulan, yang setara dengan 83 tahun dan 4 bulan.

Allah berfirman,

وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

“Tahukah kamu apa itu lailatul qadar? Lailatul qadar lebih baik daripada seribu bulan.” (Q.s. Al-Qadar:2–3)

Pada malam itu, diputuskan segala perkara yang ditetapkan, dan ditentukan pula takdir rezeki, ajal, dan segala sesuatu yang akan terjadi di tahun tersebut.

Allah berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ. فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ. أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَا إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ. رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Sesungguhnya, Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi, dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu, diputuskan segala urusan yang telah ditetapkan. Keputusan dari Kami. Sesungguhnya, Kami yang mengutus (para rasul). Sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya, Dia adalah Dzat yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.s. Ad-Dukhan:3–6)
Menghidupkan lailatul qadar merupakan penyebab diampuninya dosa

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang beribadah pada lailatul qadar karena dasar iman dan mengharap pahala maka diampuni dosanya yang telah berlalu.” (H.r. Al-Bukhari dan Muslim)

�� *Kapan lailatul qadar datang?*

Tidak ada satu pun yang tahu waktu terjadinya lailatul qadar karena ini adalah rahasia Allah. Hanya saja, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan saran agar mencari lailatul qadar di malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir bulan Ramadan karena lailatul qadar berpeluang untuk terjadi pada malam-malam tersebut.

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu menghidupkan sepuluh malam terakhir bulan Ramadan. Beliau bersabda, “Carilah malam qadar di malam ganjil pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.” (H.r. Al-Bukhari dan Muslim)

Barang siapa yang tidak mampu beribadah di awal sepuluh malam terakhir, hendaknya tidak ketinggalan untuk beribadah di tujuh malam terakhir. Dari Ibnu Umar; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang lailatul qadar, “Carilah di sepuluh malam terakhir. Jika ada yang tidak mampu maka jangan sampai ketinggalan ibadah di tujuh malam terakhir.” (H.r. Muslim)

�� *Bagaimana caranya agar mendapatkan lailatul qadar?*

Di antara hikmah Allah, Dia menyembunyikan malam qadar, agar hamba-Nya mencarinya setiap malam. Oleh karena itu, selayaknya seorang muslim menghidupkan malam-malam terakhir dengan berbagai macam ibadah untuk mendapatkan lailatul qadar, di antaranya:

✔1. I’tikaf
Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha; bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terbiasa i’tikaf pada malam terakhir bulan Ramadan sampai Allah mewafatkan beliau. (H.r. Al-Bukhari dan Muslim)

✔2. Menghidupkan malam dengan ibadah dan membangunkan keluarga untuk beribadah
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha; bahwa ketika masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membangunkan keluarganya, menghidupkan malam-malamnya, dan mengencangkan sarungnya. (H.r. Al-Bukhari dan Muslim)

✔3. Mandi, berhias, dan memakai minyak pada waktu antara magrib sampai isya
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwa ketika bulan Ramadan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terkadang tidur dan bangun beribadah. Akan tetapi, ketika masuk 10 hari terakhir, beliau mengencangkan sarungnya, menjauhi istri-istrinya, dan mandi pada waktu antara maghrib sampai isya. Ibnu Jarir mengatakan, “Dahulu, para sahabat menganjurkan untuk mandi setiap malam pada sepuluh malam terakhir.”

�� *Tanda-tanda lailatul qadar*

Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma; bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang lailatul qadar, “Dia adalah malam yang indah, sejuk, tidak panas, tidak dingin, di pagi harinya matahari terbit dengan cahaya merah yang tidak terang.” (H.r. Ibnu Khuzaimah; dinilai sahih oleh Al-Albani)

�� *Apa yang diucapkan ketika menjumpai lailatul qadar?*

Ketika kita merasa bahwa di malam tertentu memiliki ciri-ciri seperti yang disebutkan dalam hadis Ibnu Abbas di atas, maka disyariatkan bagi kita agar memperbanyak membaca doa. Terutama bacaan yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada istri beliau Aisyah radhiallahu ‘anha, sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut:

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, “Saya bertanya, ‘Wahai Rasulullah, jika aku menjumpai satu malam yang itu merupakan lailatul qadar, apa yang aku ucapkan?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Ucapkanlah,

اللَّـهُـمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُـحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

‘Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha Pemaaf maka maafkanlah diriku.”” (Hadis sahih; diriwayatkan oleh At-Turmudzi dan Ibnu Majah)

�� *Apa tanda telah mendapatkan lailatul qadar?*

Banyak orang beranggapan bahwa orang yang mendapatkan lailatul qadar akan mengalami kasyaf di malam tersebut. “Kasyaf” sendiri artinya ‘terbukanya tabir gaib’, seperti: bisa melihat langit terbelah, malaikat datang, melihat cahaya di langit, atau tulisan lafal “Allah”, dan sebagainya. Semua anggapan ini adalah anggapan yang tidak berdasar.

Syarat bisa mendapatkan lailatul qadar bukanlah harus mengalami hal-hal di atas. Setiap muslim yang melakukan amal apa pun di malam itu, dihitung dari mulai magrib sampai subuh, maka amalnya akan dinilai lebih baik daripada seribu bulan. Allah berfirman,

وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

“Tahukah kamu apa itu lailatul qadar? Lailatul qadar lebih baik daripada seribu bulan.” (Q.s. Al-Qadar:2–3)
Di akhir surat Al-Qadar, Allah berfirman,

سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

“Ini adalah malam yang penuh keselamatan, sampai terbit fajar.” (Q.s. Al-Qadar:5)
Allahu a’lam.

✍�� Ustadz Ammi Nur Baits 

Berkah sholawat


*BERKAH SHOLAWAT

*Berkah Shalawat (Dikunjungi Nabi Muhammad SAW dan Malaikat Mikail as)*

======================

Bismillahir-Rah maanir-Rahim ...
Dimajelis dzikir yg dipimpin pak kiai, beliau menyuruh seorang kiai untuk berceramah dihadapan para jamaah. Kiai tersebut kemudian bercerita :

Disuatu daerah di jawa timur, ada seorang bernama Ahmad (insyaALLAH saat ini masih hidup). Beliau adalah orang yg miskin tetapi tinggal didaerah yg semua tetangganya adalah orang kaya.
Suatu ketika anaknya dikhitan, dan beliau mengundang seluruh tetangganya 50 orang untuk hadir dalam tasyakuran khitan anaknya untuk membaca sholawat Nabi Muhammad saw. Berkat (nasi kotak) pun sudah disiapkan sebagai hadiah tetangga yg hadir sejumlah 50 kotak. Sungguh naas, pada waktu acara dimulai, tidak ada satu pun tetangganya yg datang ke acara tasyakuran khitan anaknya.

Dengan sedih beliau berpikir akan dikemanakan nasi kotak yg sudah disiapkan ini. Tiba2 didepan rumahnya berhenti sebuah bis yg didalamnya semua orang memakai jubah dan sorban putih. Ketua rombongan bis itu turun dan ditemui pak Ahmad.

Ahmad :Bapak serombongan ini mau kemana?
Ketua rombongan : kami mau berziarah ke makam Wali Allah
Ahmad : jika berkenan maukah bapak beserta rombongan masuk kedalam rumah saya untuk membaca sholawat Nabi Muhammad saw karena kebetulan saat ini saya sedang mengadakan tasyakuran khitan anak saya

Ketua rombongan beserta seluruh penumpang bis itu pun masuk ke rumah pak ahmad. Kemudian acara tasyakuran pun dimulai, disaat sholawat Nabi Muhammad saw akan dibacakan, semua peserta berdiri kemudian membaca sholawat Nabi Muhammad saw.

Pada saat sholawat Nabi Muhammad saw dibacakan (tiba'-an), tiba2 masuk ke dalam rumah seorang laki2 berwajah tampan sangat berwibawa dan bercahaya. Ketika sholawat Nabi Muhammad saw selesai dibaca, laki2 tampan itu pun keluar rumah.

Setelah acara tasyakuran selesai, ketua rombongan itu berkata kepada pak ahmad

Ketua rombongan: bapak tahu siapa laki2 tampan yg masuk kedalam rumah saat sholawat Nabi Muhammad saw dibacakan?

Pak ahmad : saya tidak tahu
Ketua rombongan: beliau adalah Nabi Muhammad saw, saya adalah malaikat Mikail as. ALLAH tidak ridho kalau acara tasyakuran khitan ini tidak ada yg hadir.

Kemudian rombongan malaikat itu pun keluar rumah. Disaat tercengang atas kejadian yg menimpanya, pak ahmad kembali berfikir ‘berkat (nasi kotak) ini harus diapakan ya, soalnya malaikat itu tidak makan dan minum’. Kemudian pak ahmad membuka nasi kotak tersebut, dan dalam keadaan takjub dan heran serta tidak percaya apa yg dilihatnya ternyata nasi dalam kotak tersebut berubah menjadi emas murni yg cantik, karena indahnya emas tersebut sehingga ketika dijual pada orang malaisia dan brunai laku sangat mahal, dan dg jumlah 50 buah, maka pak ahmad berubah menjadi sangat kaya.

Wallahu’alam bishshawab, ....

Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ۞ *  ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ

Sebelum ramadhan berpisah


_*Syaikh Mahir Al Mu’aiqily*_, pemilik suara emas yang menjadi Imam Masjidil Haram memberikan 13 pesan penting pada kita sebelum Ramadhan beranjak pergi agar bisa meraih keutamaan dan keberkahan _*malam Lailatul Qadar*_.

1. Sedekahkan kepada siapa saja setiap hari minimal Rp 1.000 dalam 10 malam terakhir ini sehingga apabila Lailatul Qadar jatuh pada 10 malam terakhir maka sama dengan engkau menyedekahkan sebanyak Rp 1.000 selama 84 tahun atau Rp 1.000 x 365 hari x 84 tahun.

2. Kerjakan shalat sunah minimal 2 rakaat tiap malam sehingga jika Lailatul Qadar jatuh pada 10 malam terakhir maka sama dengan engkau shalat 2 rakaat selama 84 tahun atau 2 rakaat x 365 hari x 84 tahun.

3. Bacalah surat Al Ikhlas minimal 3 kali setiap malam hingga apabila Lailatul Qadar jatuh pada 10 malam terakhir maka sama dengan engkau mengkhatamkan Quran selama 84 tahun.

4. Bacalah tafsir surat Al-Qadar, dan pahami apa yang sesungguhnya terjadi pada Lailatul Qadar. Kau akan merasakan keagungan dan kekuatannya, insya Allah.

5. Jangan menunggu hingga malam ke 27 untuk memperbanyak amal shaleh dan beribadah semaksimal mungkin. Karena seluruh malam dari sepuluh malam terakhir seharusnya jadi targetmu. Bangunlah setiap malamnya. Jangan sampai kesempatan meraih Lailatul Qadar terlewati begitu saja.

6. Hafalkan doa malam Lailatul Qadar yang diajarkan oleh baginda Rasulullaah shalallaahu ‘alaihi wasallam ini:

_*ALLAAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN, TUHIBBUL ‘AFWA FA’ FU’ANNI*_

(Ya Allah, Engkau maha pengampun dan menyukai pengampunan, maka ampunilah aku)

7. Sempatkan tidur siang (qaylulah) sejenak jika memungkinkan.

8. Jangan lupakan keluargamu! Nabi Muhammad senantiasa membangunkan para istrinya pada malam-malam ini. Anak-anak pun bisa diajak beribadah untuk beberapa saat, walau mungkin tidak selama orang dewasa. semangati dan berilah motivasi pada mereka!

9. Cara kita berpakaian dan mempersiapkan diri akan berpengaruh secara psikologis. Pakailah pakaian yang bagus dan wewangian yang syar’i ketika beribadah.

10. Jagalah perut agar tidak terlalu kenyang dan tidurlah segera setelah isya dan tarawih sekadar untuk menyegarkan diri. Lalu bangunlah untuk mendirikan sholat malam.

11. Seluruh ibadah di bulan Ramadhan ini bukan lah ajang untuk pasang status (misalnya : “Alhamdulillaah, nikmatnya bermunajat kepada-Nya malam ini” dsb) di Facebook atau media sosial lainnya Biarlah itu jadi rahasia indah antara engkau dengan Allah.

12. Sabar adalah kunci untuk mendapatkannya. 10 malam terakhir mungkin akan sangat melelahkan. Di siang hari anda mungkin masih harus bekerja, sekolah atau aktifitas lainnya. Ini adalah saat untuk mengerahkan kesabaran semaksimal mungkin. Ingatlah Allah telah memberi kita kesempatan berharga (akan luasnya ampunan) yang mungkin saja tidak datang lagi.

13. Ini yang paling penting: Berbaik sangkalah pada Allah. Ketika bermunajat, ingatlah kau sedang meminta pada Raja Yang Maha Pemurah dan Pengampun. Jika kau berharap yang terbaik, Dia akan memberimu yang terbaik. Jangan ragu-ragu, yakinlah dan tumpahkan seluruh isi hatimu di hadapan-Nya. Jangan biarkan keragu-raguan dan prasangka buruk menjauhkanmu dari-Nya.

http://www.kabarmakkah.com/2016/06/ini-13-pesan-penting-imam-masjidil.html

Sabtu, 02 Juni 2018

Renungan Fajar

Rr
RENUNGAN FAJAR ��   3 Juni

        السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

               Yang membuat  Hati kita dijaga oleh اللهِ
sepanjang setahun
                      adalah
   Sikap dan Kesungguhan kita
             dalam beribadah
         di-10 malam terakhir
            Bulan Ramadhan.

           Sepuluh Malam Ini
                     adalah
           Puncak Kemuliaan
                      dan
        Penghambaan Hamba
                 kepada اللهِ

            Malam lebih baik
         daripada 1000 Bulan,
      ada di detik2 terakhir ini

      Kita berusaha, berjuang
           untuk mengisinya
                    dengan
               Sholat Malam,
            Tadarrus, Munajat,
         Berdzikir dan Bertobat
         dan Merendahkan Hati
                  kepada اللهِ,
       Memperbanyak Istighfar,
             Memohon Ampun
                 kepada-NYA.
         maka اللهِ Bahagiakan
            Dunia dan Akhirat.

                    Berkata
Syaikh Utsaimin رضي الله عنـه
          “Apakah anda ingin
                mengetahui
       Kekuatan Istiqomahmu
            selama Setahun?
               Apakah anda
      ingin Mendapat Bocoran
        Nasib akhir Hayatmu?
           Apakah anda ingin
      mendapat Syurga Dunia
               dan Akhirat?
        Lihat dan Perhatikan
                   dirimu,
     Bagaimanakah Sikapmu
        dan Kesungguhanmu
                   untuk
     Bercengkrama, Bertemu
            dengan Rabbmu
        di-10 malam terakhir
              Ramadhan ini".
(Syaikh Utsaimin رضي الله عنـه

    Wallahu'alam bil shawab
                     * E *